Rabu, 11 April 2012

mahabakti

hem....suatu hal yang memang dengar namanya saja sudah malas, yah...itulah Mahabakti, membayangkan betapa tidak enaknya empat hari jauh dari orang-orang yang dekat, empat hari jauh dari hape, empat hari jauh dari laptop, namun itulah kenyataan yang secara mau tidak mau harus di hadapi oleh siswa-siswi MAN Yogyakarta 1 termasuk saya sendiri, nmaun kawan, setelah nama Klaten muncul di hadapan ke dua bola mataku, menjalar pada setiap denyut nadiku (ihir...sok puitis) perasaan ini tiba-tiba yang awalnya hitam kelam menjadi merah merona (iklan ponds kaleeeeeee). semangatku mulai berkobar ketika masjid mungil nan bersih itu seperti tak sabar menanti kehadiranku... teman-temanku sudah duduk dengan santai di serambi masjid dengan berbagi hidangan yang tepat berada di wajahnya, ku lihat mereka sudah tidak sabar menyantap bekal yang mereka bawa, namun. sebuah aba-aba yang ditunggu-tunggu tidak kunjung keluar dari mulutnya. lebih sopanya belum diperbolehkan untuk menyantap makanan sebelum semuanya kumpul.
disinilah kawan enaknya mahabakti, kebersamaan merekat erat dalam jiwa dan raga ini, susah ataupun senang dirasakan bersama mungkin inilah yang dimaksud keindahan dari masa-masa seorang remaja yang tidak akan pernah terulang lagi..
kawan tahukah kamu....? sehari menjelang mahabakti aku menjadi orang yang paaaaalong sibuk, yah aku merasa jadi orang yang ;agak" penting hehe walaupun cuma "agak" hehe., semuanya aku fikir sudah siap eh.... ternyata, baju (sandang) termasuk kebutuhan primer dalam ilmu ekonomi, eh....malah gak dibawa. dasar pikuuuuuuuuuuuuuun.. satu, dua, tiga hari aku oke-oke saja eh.... pas satu hari menjelang pulang dan malamnya api unggun lago , saat yang paling aku tunggu-tungu aku lewatkan begitu saja. yah.... krena pa lagi  pasti karena sakit tersebut. huh meenyebalkann kawan, sebenarnya sih banyak banget cerita yang ingin aku tulis, namun kerena aku besok ada pR yah.... sudah dulu yah....haha.

Senin, 02 April 2012

My father ^.^


Derai derai Cemara (Chhairil Anwar)

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

Aku (Chairil Anwar)


Aku adalah Chanifia maela, sang penggemar sastra dari Ayahku tercinta Chairil Anwar. kesukaanku pada ayahku bukan hanya karena ia adalah adalah sastrawan yang terkenal dan fenomenal, semua berawal dari kesukaan aku terhadap sastra, memeng sih...? aku tak bisa merangkai kata-kata.
 aku akui betapa kata-kata mampu membuat orang termotivasi akan keindahan pada setiap rangkaianya.
 berikut karya dari Ayahku yang sangat fenomenal;  yang berjudul AKU . aku tak tahu kenapa ayahku menulis puisi ini....hem... tapi biarlah hehe


Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi